Pages

SELAMAT DATANG

Selamat datang di blog saya semoga blog ini memberikan manfaat bagi para pengguna situs jejaring sosial ini.

Saturday 28 July 2012

KARYA ILMIAH MENGENAI KETAUHIDAN


Upaya Menjaga Ketauhidan Masyarakat Desa Penggung Melalui Kelompok Pengajian



Dibuat oleh:

Nama/ NIS: Nora Lufitasari/3607
                   
Kelas         : XI IPS 2

Karya Tulis Ilmiah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia  Kelas XI  dan Sebagai Syarat Kenaikan ke Kelas XII


SMA Negeri 1 Purwantoro
Wonogiri
2012



Halaman Pengesahaan

Karya  tulis yang berjudul ”Upaya Menjaga Ketauhidan Masyarakat Desa Penggung Melalui Kelompok Pengajian” ini diajukan dan disetujui oleh pembimbing pada:          
1.      Hari                         :………………………………………
2.      Tanggal                   :………………………………………




Guru Pembimbing I



                Dra. Sarmi
 NIP. 19640408 2006042  005




                                     
                        Guru Pembimbing II



                    Dwi Sulistyaningsih,S.Pd
       



Mengetahui,
Kepala Sekolah



Drs.H. Hasim Koiman, M.Pd
                                                      NIP. 19530401 198109 1 003







Motto


“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air. Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”(QS. Adz-Dzariyat ayat 15-18)

















Kata Pengantar

           Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini, untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI dengan judul "Upaya Menjaga Ketauhidan Masyarakat Desa Penggung Melalui Kelompok Pengajian”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang ikut membantu terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
1.      Bapak Drs. H. Hasim Koiman M.Pd selaku kepala SMAN 1 Purwantoro.
2.      Ibu Dra. Sarmi selaku pembimbing I.
3.      Ibu Dwi Sulistyaningsih, S.Pd selaku pembimbing II serta,
4.      Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini. 
           Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai cara menjaga ketauhidan sesuai dengan tuntunan islam. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, demi kemajuan karya tulis ini.Semoga karya tulis ini memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait.
          
Penulis










Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………….  i
Lembar Pengesahan……………………………………………………........  ii
Motto...............................................................................................................iii
Kata Pengantar…………………………………………………………....…. iv
Daftar Isi………………………………………………………………...…... v
Daftar Gambar................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………… 1
B.     RumusanMasalah………………………………………………... 1
C.     Tujuan………………………………………………………… 1
D.    Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian Bida’h...………………………………..3
B.     Pengertian Minat…………...………………………………........3
C.     PengertianKelompok Pengajian………………………………….4
D.    Pengertian Tauhid……………………………………....................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.   Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………....  6
B.    Metode Penulisan………………………………………………..   6
C.    Teknik Pengumpulan Data………………………………………7
D.   Prosedur Penelitian………………………………………………8
BAB IV PEMBAHASAN
A.    Tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah)………14
B.     Minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian.............15
C.     Cara untuk menjaga ketauhidan masyarakat.......................................15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................  16
B.  Saran.................................................................................................  16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................  17  





Daftar Gambar




Gambar 1 : Kelompok Pengajian Putri
Gambar 2 : Kelompok Pengajian Putra
Gambar 3 : Dakwah Secara Formal
Gambar 4 : Dakwah Secara Nonformal








































BAB  I
 PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
            Semakin majunya suatu zaman tentu akan memajukan peradaban manusia. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan tersebut telah berhasil menggeser keberadaan agama islam. Islam itu sendiri akan dikesampingkan dan akan datang suatu zaman bila islam diamalkan dalam masyarakat akan terasa asing. Seperti halnya sekarang ini, banyak sekali umat islam yang perilakunya menyimpang dari ajaran islam. Bahkan tidak banyak yang tahu tentang agama islam. Justru mereka lebih senang dengan kebiasaan mereka.
            Kebiasaan ini erat kaitanya dengan tradisi yang diperoleh dari nenek moyang mereka.Sebagian besar masyarakat Desa Penggung masih berpegang teguh pada tradisi tersebut. Meskipun hal tersebut bertentangan dengan ajaran islam namun mereka menganggap hal itu baik, karena tradisi tersebut dikemas dalam nuansa islam.
            Tidak jauh berbeda dengan mereka yang ber-KTP-kan islam namun tidak menjalankan syari’at islam itu sendiri. Label islam seakan menandakan seseorang itu dijamin masuk surga dan segala tindak-tanduknya tercermin baik. Itulah persepsi yang menyebabkan seseorang menyimpang dari ajaran islam.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah)?
2.      Bagaimanakah minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian?
3.      Bagaimanakah cara untuk menjaga ketauhidan masyarakat?

C.  Tujuan
1.      Mengetahui tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah).
2.      Mengetahui minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian.
3.      Mengetahuicara untuk menjaga ketauhidan masyarakat


D.  Manfaat
1.      Menghilangkan tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah).
2.      Menambah pengetahuan tentang islam yang haq.
3.      Menjaga ketauhidan masyarakat.




 BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Pengertian Bid’ah
     Bid’ah menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh.Sebelumnya Allah berfirman.
Badiiu’ as-samaawaati wal ardli
“Artinya : Allah pencipta langit dan bumi” (Al-Baqarah : 117)
Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.
Juga firman Allah.
Qul maa kuntu bid’an min ar-rusuli
“Artinya : Katakanlah : ‘Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul”. (Al-Ahqaf : 9).
Maksudnya adalah aku (Muhammad) bukanlah orang yang pertama kali datang dengan risalah ini dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak sebelumku dari para rasul yang telah mendahuluiku.Dikatakan juga : “Fulan mengada-adakan bid’ah”, maksudnya : memulai satu cara yang belum ada sebelumnya.
Perbuatan bid’ah itu ada dua bagian :
1.      Perbuatan bid’ah dalam adat istiadat (kebiasaan) ; seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan) ; karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah.                                                                   
2.      Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan : “Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak”.

B.   Pengertian Minat
Slameto (1991: 57) menerangkan minat adalah
“Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”

Slameto (1991: 57) Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard menyatakan Interest is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content.
Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.


C.      Pengertian Kelompok Pengajian
                        Kata pengajian adalah pengajaran (agama Islam), menanamkan norma agama melalui pengajian dan dakwah (KBBI, 2001:491)
                 Pengajian dalam bahasa Arab disebut At-ta’llimu asal kata ta’allama yata’allamu ta’liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau ta’liimmempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib setiap muslim.

D.      Pengertian Tauhid
            Tauhid  merupakan konsep monoteisme islam yang mempercayai bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala".
Tauhid menurut bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-Nya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap keimanan yang berhubungan dengan perkara-perkara sam’iyat, yaitu perkara yang diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin.













BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.    Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat  Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Penggung, Kec. Nawangan, Kab. Pacitan.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Rincian waktu
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Waktu
April  2012
Mei  2012
21-25
26-30
1-8
9-14
15-24
1
Persiapan





2
Penyusunan Instrumen





3
Pengumpulan Data





4
Analisis Data





5
Penyusunan Laporan






B.     Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Nazir (1983: 19) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.Lebih lanjut diterangkan bahwa penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi atau lukisan secara sistematis.







C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi merupakan suatu langkah awal dalam penelitian.Mardalis (1989: 53) menyatakan populasi merupakan sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Kasus tersebut dapat berupa orang, barang, hewan, hal atau peristiwa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua umat islam di Desa Penggung.

2.       Sampel
Mardalis (1989: 55) menerangkansampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.Sampel ini digunakan untuk mempermudah penelitian, mengingat banyaknya umat islam di Desa Penggung.Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Penggung.Pengambilan sampel dalam penelitian ini menyesuaikan kondisi kebutuhan data, informasi dan karakteristik masyarakat.

D.    Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer.Data primer merupakan data yang didapat langsung dari tempat penelitian.Data primer ini meliputi wawancara dan observasi.

E.     Teknik Pengumpulan Data
1.      Teknik Observasi
Widodo (2004:64) menerangkan bahwa observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti.Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan suatu fenomena atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai minat masyarakat dalam mengikuti  kelompok pengajian.

2.      Teknik Wawancara
Mardalis (1989:64) menerangkan “wawancara” adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti.Dalam penelitian ini wawancara bertujuan untuk mengetahui tradisi- tradisi yang ada di masyarakat.

3.      Teknik Dokumentasi
Moeloeng (2009: 216) menerangkan bahwa dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena banyak hal dokumen dapat untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh validitas data. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini berupa  rekaman foto kegiatan pengajian.

F.     Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dari awal hingga akhir kegiatan penelitian. Tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Tahap Persiapan
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan. Kegiatan dalam tahap persiapan antara lain:
a.       Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian.
b.      Merumuskan judul penelitian.
c.       Merencanakan desain penelitian.
 
2.      Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian

Wujud instrumen ini adalah pedoman observasi dan wawancara.Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang langsung diperoleh dalam bentuk pertanyaan.

3.      Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketigacara ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat primer.

4.      Tahap Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan perekapan dan pengorganisasian ke dalam masing-masing kategori.Setelah data tersusun secara sistematis kemudian dilakukan analisis.

5.      Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Setelah proses analisis data sudah selesai,tahap terakhir adalah penyusunan laporan hasil penelitian secara sistematis. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah.




BAB IV
PEMBAHASAN


A.    Tradisi yang Bertentangan dengan Ajaran Islam (Bid’ah)
1.      Pengertian Bid’ah
Bid’ah menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh.
Perbuatan bid’ah dalam adat istiadat (kebiasaan) ; seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan) ; karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah.
Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan : “Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak”.
2.      Macam-Macam Bid’ah.
Bid’ah dalam Ad-Dien (islam) ada dua macam :
ü  Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah : Bid’ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.
ü  Bid’ah fil ibadah : Bid’ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyari’atkan oleh Allah.
Bid’ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian yaitu :
Ø  Bid’ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syari’at Allah Ta’ala, seperti mengerjakan shalat yang tidak disyari’atkan, shiyam yang tidak disyari’atkan, atau mengadakan hari-hari besar yang tidak disyariatkan seperti pesta ulang tahun, kelahiran dan lain sebagainya.
Ø  Bid’ah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan, seperti menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar.
Ø Bid’ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan ibadah yang sifatnya tidak disyari’atkan seperti membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan dengan cara berjama’ah dan suara yang keras. Juga seperti membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ø  Bid’ah yang bentuknya menghususkan suatu ibadah yang disari’atkan, tapi tidak dikhususkan oleh syari’at yang ada. Seperti menghususkan hari dan malam nisfu Sya’ban (tanggal 15 bulan Sya’ban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang pada dasarnya shiyam dan qiyamullail itu di syari’atkan, akan tetapi pengkhususannya dengan pembatasan waktu memerlukan suatu dalil.
3.      Beberapa Contoh Bid’ah Masa Kini

·         Perayaan Bertepatan dengan Kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Pada Bulan Rabiul Awwal.
Merayakan kelahiran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bid’ah, karena perayaan tersebut tidak ada dasarnya dalam Kitab dan Sunnah, juga dalam perbuatan Salaf Shalih dan pada generasi-generasi pilihan terdahulu. Perayaan maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam baru terjadi setelah abad ke empat Hijriyah.

·         Tabbaruk (Mengambil Berkah) Dari Tempat-Tempat Tertentu, Barang-Barang Peninggalan, Dan Dari Orang-Orang Baik, Yang Hidup Ataupun Yang Sudah Meninggal.

Termasuk di antara bid’ah juga adalah tabarruk (mengharapkan berkah) dari makhluk. Dan ini merupakan salah satu bentuk dari watsaniyah (pengabdian terhadap mahluk) dan juga dijadikan jaringan bisnis untuk mendapatkan uang dari orang-orang awam.

Tabarruk
artinya memohon berkah dan berkah artinya tetapnya dan bertambahnya kebaikan yang ada pada sesuatu. Dan memohon tetap dan bertambahnya kebaikan tidaklah mungkin bisa diharapkan kecuali dari yang memiliki dan mampu untuk itu dan dia adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah-lah yang menurunkan berkah dan mengekalkannya. Adapun mahluk, dia tidak mampu menetapkan dan mengekalkannya.

·         Bid’ah Dalam Hal Ibadah Dan Taqarrub Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bid’ah-bid’ah yang berkaitan dengan ibadah, pada saat ini cukup banyak. Pada dasarnya ibadah itu bersifat tauqif (terbatas pada ada dan tidak adanya dalil), oleh karenanya tidak ada sesuatu yang disyariatkan dalam hal ibadah kecuali dengan dalil. Sesuatu yang tidak ada dalilnya termasuk kategori bid’ah, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.




B.     Minat Masyarakat dalam Mengikuti Kelompok Pengajian
Berdasarkan penelitian kami, telah diperoleh data sebagai berikut:

No
Tanggal Pengajian
Jumlah peserta
1.
18 April 2012
23
2.
25 April 2012
19
3.
02 Mei 2012
16
4.
09 Mei 2012
28

Data di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian sempat terjadi penurunan pada tanggal 25 April 2012 dan 02 Mei 2012, namun  pada akhirnya terjadi peningkatan yang tajam. Alasan paling dominan terjadinya penurunan yaitu ketidaksepahaman antar masyarakat dan tidak adanya sikap toleransi.

C.    Cara Menjaga Ketauhidan Masyarakat
1.      Mengikuti kelompok pengajian
Bagi sebagian besar masyarakat pengajian merupakan hal yang biasa saja, namun bagi sebagian yang lain itu merupakan
 suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi, guna menyagarkan rohani. Bahkan perilaku mereka juga berbeda jauh.

Gambar 1. Kelompok Pengajian Perempuan
Gambar 2. Kelompok Pengajian Laki-laki

2.      Sering mendengarkan dakwah
Mendengarkan dakwah tidak hanya di tempat yang formal dimanapun kita bisa mendengarkan dakwah, asalkan ada kemauan dan rasa butuh.

Gambar 3. Mendengarkan Dakwah Secara Formal

Gambar 4. Dakwah Secara Nonformal 
 



BAB V
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Darihasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1.      Tradisi yang Bertentangan dengan Ajaran Islam (Bid’ah)
·         Perayaan Bertepatan dengan Kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Pada Bulan Rabiul Awwal.
·         Tabbaruk (Mengambil Berkah) Dari Tempat-Tempat Tertentu, Barang-Barang Peninggalan, Dan Dari Orang-Orang Baik, Yang Hidup Ataupun Yang Sudah Meninggal.
·         Bid’ah Dalam Hal Ibadah Dan Taqarrub Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2.      Minat Masyarakat dalam Mengikuti Kelompok Pengajian
Sempat terjadi penurunan kuantitas peserta namun akhirnya bisa meningkat.
3.      Cara Menjaga Ketauhidan Masyarakat
a.       Mengikuti Kelompok Pengjian
b.      Sering Medengarkan Dakwah

B.     Saran
1.      Sesama umat muslim hendaknya kita saling mengingatkan, terutama dalam hal kebajikan guna menjaga ketauhidan saudara kita.
2.      Masyarakat hendaknya memiliki sikap toleransi, agar perbedaan tidak memecah belah persatuan.






DAFTAR PUSTAKA



Mardalis.1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Moeloeng, J Lexy. 2009. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nazir, M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1990.Kamus BesarBahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Widodo, Slamet. 2004. Metode Penelitian. Surakarta:UNS Press.
www.google.com








Ditulis oleh Nora Lufitasari salah seorang sisiwa teladan di SMA N 1 PURWANTORO.

0 comments:

Post a Comment

semoga bermanfaat,,,