Dibuat oleh:
Nama/ NIS: Nora
Lufitasari/3607
Kelas : XI IPS 2
Karya Tulis Ilmiah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI dan Sebagai Syarat Kenaikan ke Kelas XII
SMA Negeri 1 Purwantoro
Wonogiri
2012
Halaman Pengesahaan
Karya tulis yang berjudul ”Upaya Menjaga Ketauhidan Masyarakat Desa Penggung Melalui Kelompok
Pengajian” ini diajukan dan disetujui oleh pembimbing pada:
1.
Hari
:………………………………………
2.
Tanggal
:………………………………………
Guru Pembimbing I
Dra. Sarmi
NIP. 19640408 2006042 005
|
Guru Pembimbing II
Dwi
Sulistyaningsih,S.Pd
|
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Drs.H.
Hasim Koiman, M.Pd
NIP.
19530401 198109 1 003
|
|
|
Motto
“Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air. Sambil mengambil
apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum
itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada
Allah).”(QS. Adz-Dzariyat ayat 15-18)
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini, untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI dengan
judul "Upaya Menjaga
Ketauhidan Masyarakat Desa Penggung Melalui Kelompok Pengajian”.
Ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang ikut membantu terselesaikannya karya
tulis ilmiah ini.
1.
Bapak
Drs. H. Hasim Koiman M.Pd selaku kepala SMAN 1 Purwantoro.
2.
Ibu
Dra. Sarmi selaku pembimbing I.
3.
Ibu
Dwi Sulistyaningsih, S.Pd selaku pembimbing II serta,
4.
Semua
pihak yang telah membantu dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini.
Penulisan karya
ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai cara menjaga
ketauhidan sesuai dengan tuntunan islam. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan, demi kemajuan karya tulis ini.Semoga karya tulis ini memberi manfaat
bagi semua pihak yang terkait.
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Judul………………………………………………………………. i
Lembar
Pengesahan……………………………………………………........ ii
Motto...............................................................................................................iii
Kata
Pengantar…………………………………………………………....…. iv
Daftar Isi………………………………………………………………...…... v
Daftar Gambar................................................................................................
vi
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………… 1
B. RumusanMasalah………………………………………………... 1
C. Tujuan………………………………………………………… 1
D. Manfaat ..........................................................................................
2
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Bida’h...………………………………..3
B. Pengertian Minat…………...………………………………........3
C. PengertianKelompok Pengajian………………………………….4
D.
Pengertian Tauhid……………………………………....................4
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….... 6
B. Metode Penulisan……………………………………………….. 6
C. Teknik Pengumpulan Data………………………………………7
D. Prosedur Penelitian………………………………………………8
BAB
IV PEMBAHASAN
A.
Tradisi yang bertentangan
dengan ajaran islam (bid’ah)………14
B.
Minat masyarakat dalam
mengikuti kelompok pengajian.............15
C.
Cara
untuk menjaga ketauhidan masyarakat.......................................15
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 17
Daftar Gambar
Gambar 1 : Kelompok Pengajian Putri
Gambar 2 : Kelompok Pengajian Putra
Gambar 3 : Dakwah Secara Formal
Gambar 4 : Dakwah Secara Nonformal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semakin majunya
suatu zaman tentu akan memajukan peradaban manusia. Akan tetapi, seiring dengan
perkembangan tersebut telah berhasil menggeser keberadaan agama islam. Islam
itu sendiri akan dikesampingkan dan akan datang suatu zaman bila islam
diamalkan dalam masyarakat akan terasa asing. Seperti halnya sekarang ini,
banyak sekali umat islam yang perilakunya menyimpang dari ajaran islam. Bahkan
tidak banyak yang tahu tentang agama islam. Justru mereka lebih senang dengan
kebiasaan mereka.
Kebiasaan ini erat
kaitanya dengan tradisi yang diperoleh dari nenek moyang mereka.Sebagian besar
masyarakat Desa Penggung masih berpegang teguh pada tradisi tersebut. Meskipun
hal tersebut bertentangan dengan ajaran islam namun mereka menganggap hal itu
baik, karena tradisi tersebut dikemas dalam nuansa islam.
Tidak jauh berbeda
dengan mereka yang ber-KTP-kan islam namun tidak menjalankan syari’at islam itu
sendiri. Label islam seakan menandakan seseorang itu dijamin masuk surga dan
segala tindak-tanduknya tercermin baik. Itulah persepsi yang menyebabkan
seseorang menyimpang dari ajaran islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah)?
2.
Bagaimanakah
minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian?
3.
Bagaimanakah
cara untuk menjaga ketauhidan masyarakat?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah).
2.
Mengetahui
minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian.
3.
Mengetahuicara
untuk menjaga ketauhidan masyarakat
D. Manfaat
1.
Menghilangkan
tradisi yang bertentangan dengan ajaran islam (bid’ah).
2.
Menambah
pengetahuan tentang islam yang haq.
3.
Menjaga
ketauhidan masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Bid’ah
Bid’ah menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh.Sebelumnya Allah
berfirman.
Badiiu’ as-samaawaati wal
ardli
“Artinya : Allah pencipta langit dan bumi” (Al-Baqarah : 117)
Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.
Juga firman Allah.
Qul maa kuntu bid’an min
ar-rusuli
“Artinya : Katakanlah : ‘Aku bukanlah rasul yang pertama di antara
rasul-rasul”. (Al-Ahqaf : 9).
Maksudnya adalah aku (Muhammad) bukanlah orang yang
pertama kali datang dengan risalah ini dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak sebelumku dari
para rasul yang telah mendahuluiku.Dikatakan juga : “Fulan mengada-adakan
bid’ah”, maksudnya : memulai satu cara yang belum ada sebelumnya.
Perbuatan bid’ah itu ada dua bagian :
1.
Perbuatan bid’ah dalam adat
istiadat (kebiasaan) ; seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK
(juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai
macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan)
; karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah.
2.
Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena
yang ada dalam dien itu adalah
tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa
yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang
bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)”. Dan
di dalam riwayat lain disebutkan : “Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu
amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak”.
B.
Pengertian Minat
Slameto (1991:
57) menerangkan minat adalah
“Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.Minat merupakan
sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya
terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”
Slameto (1991:
57) Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard menyatakan Interest is persisting
tendency topay attention to end enjoy some activity and content.
Sardiman A. M.
(1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa minat belajar adalah suatu keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan
perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.
C.
Pengertian
Kelompok Pengajian
Kata pengajian adalah
pengajaran (agama Islam), menanamkan norma agama melalui pengajian dan
dakwah (KBBI, 2001:491)
Pengajian dalam bahasa Arab
disebut At-ta’llimu asal kata ta’allama yata’allamu ta’liiman yang
artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau ta’liimmempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu
agama bersama seorang Aalim atau
orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib setiap muslim.
D.
Pengertian Tauhid
Tauhid merupakan konsep monoteisme islam yang
mempercayai bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT. Tauhid ialah asas Aqidah.
Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan",
sedangkan dalam islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan
dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada
membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan
merujuk kepada "penyembahan berhala".
Tauhid menurut bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu
ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan
tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan
jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-Nya dengan sifat-sifat
mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap
keimanan yang berhubungan dengan perkara-perkara sam’iyat, yaitu perkara yang
diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Desa Penggung, Kec. Nawangan, Kab. Pacitan.
2.
Waktu
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan melalui beberapa tahap. Rincian waktu
penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Rincian Waktu Kegiatan Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
||||
April
2012
|
Mei
2012
|
|||||
21-25
|
26-30
|
1-8
|
9-14
|
15-24
|
||
1
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan Instrumen
|
|
|
|
|
|
3
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
4
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Nazir (1983:
19) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.Lebih lanjut diterangkan bahwa penelitian
deskriptif adalah membuat deskripsi atau lukisan secara sistematis.
C.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi merupakan suatu langkah awal dalam penelitian.Mardalis
(1989: 53) menyatakan populasi merupakan sekumpulan kasus yang perlu memenuhi
syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Kasus tersebut dapat
berupa orang, barang, hewan, hal atau peristiwa. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua umat islam di Desa Penggung.
2.
Sampel
Mardalis (1989: 55) menerangkansampel berarti contoh, yaitu
sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.Sampel ini
digunakan untuk mempermudah penelitian, mengingat banyaknya umat islam di Desa
Penggung.Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Penggung.Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menyesuaikan kondisi kebutuhan data, informasi dan
karakteristik masyarakat.
D.
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data
primer.Data primer merupakan data yang didapat langsung dari tempat penelitian.Data
primer ini meliputi wawancara dan observasi.
E.
Teknik Pengumpulan Data
1.
Teknik
Observasi
Widodo (2004:64) menerangkan bahwa observasi merupakan pengamatan
dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti.Teknik observasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan suatu
fenomena atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik observasi
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai minat masyarakat dalam mengikuti kelompok pengajian.
2.
Teknik
Wawancara
Mardalis (1989:64) menerangkan “wawancara” adalah teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan dengan orang
yang dapat memberikan keterangan pada peneliti.Dalam penelitian ini wawancara
bertujuan untuk mengetahui tradisi- tradisi yang ada di masyarakat.
3.
Teknik
Dokumentasi
Moeloeng (2009: 216) menerangkan bahwa dokumentasi sudah lama
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena banyak hal dokumen dapat
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.Teknik dokumentasi
digunakan untuk memperoleh validitas data. Teknik dokumentasi dalam penelitian
ini berupa rekaman foto kegiatan pengajian.
F.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan yang harus dilakukan oleh
peneliti dari awal hingga akhir kegiatan penelitian. Tahap penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Tahap
Persiapan
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan.
Kegiatan dalam tahap persiapan antara lain:
a.
Melakukan
studi pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian.
b.
Merumuskan
judul penelitian.
c.
Merencanakan
desain penelitian.
2.
Tahap
Penyusunan Instrumen Penelitian
Wujud instrumen ini adalah pedoman observasi dan
wawancara.Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang langsung
diperoleh dalam bentuk pertanyaan.
3.
Tahap
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara
yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketigacara ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang bersifat primer.
4.
Tahap
Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan perekapan dan
pengorganisasian ke dalam masing-masing kategori.Setelah data tersusun secara
sistematis kemudian dilakukan analisis.
5.
Tahap
Penyusunan Laporan Penelitian
Setelah proses analisis data sudah selesai,tahap terakhir adalah
penyusunan laporan hasil penelitian secara sistematis. Hasil penelitian disajikan
dalam bentuk karya tulis ilmiah.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Tradisi yang Bertentangan dengan Ajaran Islam
(Bid’ah)
1.
Pengertian Bid’ah
Bid’ah menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh.
Perbuatan bid’ah dalam adat istiadat (kebiasaan) ;
seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya
penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan) ; karena asal dari
semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah.
Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa
dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal
yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan
tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)”. Dan di dalam riwayat
lain disebutkan : “Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan
didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak”.
2.
Macam-Macam Bid’ah.
Bid’ah dalam Ad-Dien (islam) ada dua macam :
ü
Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah :
Bid’ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang
Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah
(kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.
ü
Bid’ah fil ibadah : Bid’ah
dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak
disyari’atkan oleh Allah.
Bid’ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian yaitu :
Ø
Bid’ah yang berhubungan dengan
pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya
dalam syari’at Allah Ta’ala, seperti mengerjakan shalat yang tidak
disyari’atkan, shiyam yang tidak disyari’atkan, atau mengadakan hari-hari besar
yang tidak disyariatkan seperti pesta ulang tahun, kelahiran dan lain
sebagainya.
Ø
Bid’ah yang bentuknya
menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan, seperti menambah rakaat
kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar.
Ø Bid’ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan
ibadah yang sifatnya tidak disyari’atkan seperti membaca dzikir-dzikir yang
disyariatkan dengan cara berjama’ah dan suara yang keras. Juga seperti
membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari batas-batas
sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ø
Bid’ah yang bentuknya
menghususkan suatu ibadah yang disari’atkan, tapi tidak dikhususkan oleh
syari’at yang ada. Seperti menghususkan hari dan malam nisfu Sya’ban (tanggal
15 bulan Sya’ban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang pada dasarnya shiyam dan
qiyamullail itu di syari’atkan, akan tetapi pengkhususannya dengan pembatasan
waktu memerlukan suatu dalil.
3.
Beberapa Contoh Bid’ah Masa
Kini
·
Perayaan Bertepatan dengan
Kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam Pada Bulan Rabiul Awwal.
Merayakan kelahiran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bid’ah, karena perayaan tersebut tidak ada dasarnya dalam Kitab dan Sunnah, juga dalam perbuatan Salaf Shalih dan pada generasi-generasi pilihan terdahulu. Perayaan maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam baru terjadi setelah abad ke empat Hijriyah.
Merayakan kelahiran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bid’ah, karena perayaan tersebut tidak ada dasarnya dalam Kitab dan Sunnah, juga dalam perbuatan Salaf Shalih dan pada generasi-generasi pilihan terdahulu. Perayaan maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam baru terjadi setelah abad ke empat Hijriyah.
·
Tabbaruk (Mengambil Berkah) Dari
Tempat-Tempat Tertentu, Barang-Barang Peninggalan, Dan Dari Orang-Orang Baik,
Yang Hidup Ataupun Yang Sudah Meninggal.
Termasuk di antara bid’ah juga adalah tabarruk (mengharapkan berkah) dari makhluk. Dan ini merupakan
salah satu bentuk dari watsaniyah (pengabdian terhadap mahluk) dan juga
dijadikan jaringan bisnis untuk mendapatkan uang dari orang-orang awam.
Tabarruk artinya memohon berkah dan berkah artinya tetapnya dan bertambahnya kebaikan yang ada pada sesuatu. Dan memohon tetap dan bertambahnya kebaikan tidaklah mungkin bisa diharapkan kecuali dari yang memiliki dan mampu untuk itu dan dia adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah-lah yang menurunkan berkah dan mengekalkannya. Adapun mahluk, dia tidak mampu menetapkan dan mengekalkannya.
Tabarruk artinya memohon berkah dan berkah artinya tetapnya dan bertambahnya kebaikan yang ada pada sesuatu. Dan memohon tetap dan bertambahnya kebaikan tidaklah mungkin bisa diharapkan kecuali dari yang memiliki dan mampu untuk itu dan dia adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah-lah yang menurunkan berkah dan mengekalkannya. Adapun mahluk, dia tidak mampu menetapkan dan mengekalkannya.
·
Bid’ah Dalam Hal Ibadah Dan
Taqarrub Kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Bid’ah-bid’ah yang berkaitan dengan ibadah, pada saat ini cukup banyak. Pada dasarnya ibadah itu bersifat tauqif (terbatas pada ada dan tidak adanya dalil), oleh karenanya tidak ada sesuatu yang disyariatkan dalam hal ibadah kecuali dengan dalil. Sesuatu yang tidak ada dalilnya termasuk kategori bid’ah, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bid’ah-bid’ah yang berkaitan dengan ibadah, pada saat ini cukup banyak. Pada dasarnya ibadah itu bersifat tauqif (terbatas pada ada dan tidak adanya dalil), oleh karenanya tidak ada sesuatu yang disyariatkan dalam hal ibadah kecuali dengan dalil. Sesuatu yang tidak ada dalilnya termasuk kategori bid’ah, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
B. Minat Masyarakat dalam Mengikuti Kelompok
Pengajian
Berdasarkan
penelitian kami, telah diperoleh data sebagai berikut:
No
|
Tanggal Pengajian
|
Jumlah peserta
|
1.
|
18 April 2012
|
23
|
2.
|
25 April 2012
|
19
|
3.
|
02 Mei 2012
|
16
|
4.
|
09 Mei 2012
|
28
|
Data di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat dalam mengikuti
kelompok pengajian sempat terjadi penurunan pada tanggal 25 April 2012 dan 02
Mei 2012, namun pada akhirnya terjadi
peningkatan yang tajam. Alasan paling dominan terjadinya penurunan yaitu
ketidaksepahaman antar masyarakat dan tidak adanya sikap toleransi.
C. Cara Menjaga Ketauhidan Masyarakat
1. Mengikuti
kelompok pengajian
Bagi sebagian besar masyarakat pengajian
merupakan hal yang biasa saja, namun bagi sebagian yang lain itu merupakan
suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi, guna menyagarkan
rohani. Bahkan perilaku mereka juga berbeda jauh.
Gambar 1. Kelompok Pengajian Perempuan
Gambar 2. Kelompok Pengajian
Laki-laki
2.
Sering
mendengarkan dakwah
Mendengarkan
dakwah tidak hanya di tempat yang formal dimanapun kita bisa
mendengarkan dakwah, asalkan ada kemauan dan rasa butuh.
Gambar 3. Mendengarkan Dakwah Secara Formal
Gambar 4. Dakwah Secara Nonformal
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Darihasil
pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1.
Tradisi
yang Bertentangan dengan Ajaran Islam (Bid’ah)
·
Perayaan Bertepatan dengan
Kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam Pada Bulan Rabiul Awwal.
·
Tabbaruk (Mengambil Berkah) Dari
Tempat-Tempat Tertentu, Barang-Barang Peninggalan, Dan Dari Orang-Orang Baik,
Yang Hidup Ataupun Yang Sudah Meninggal.
·
Bid’ah Dalam Hal Ibadah Dan
Taqarrub Kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
2. Minat
Masyarakat dalam Mengikuti Kelompok Pengajian
Sempat
terjadi penurunan kuantitas peserta namun akhirnya bisa meningkat.
3. Cara
Menjaga Ketauhidan Masyarakat
a.
Mengikuti Kelompok Pengjian
b.
Sering Medengarkan Dakwah
B.
Saran
1.
Sesama
umat muslim hendaknya kita saling mengingatkan, terutama dalam hal kebajikan
guna menjaga ketauhidan saudara kita.
2.
Masyarakat
hendaknya memiliki sikap toleransi, agar perbedaan tidak memecah belah
persatuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mardalis.1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Moeloeng, J Lexy. 2009. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nazir, M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia
Indonesia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. 1990.Kamus
BesarBahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Widodo, Slamet. 2004. Metode Penelitian. Surakarta:UNS Press.
www.google.com
Ditulis oleh Nora Lufitasari salah seorang sisiwa teladan di SMA N 1 PURWANTORO.
0 comments:
Post a Comment
semoga bermanfaat,,,